Assalamualaikum...Wr.Wb
[Media Maya - Bahan Perkuliahan] Pada kesempatan kali ini akan saya bagikan Makalah Psikologi Pendidikan. Makalah ini merupakan tugas saya ketika duduk di bangku perkuliahan. Jika ada yang kurang dari makalah ini mogon di komentari untuk perbaikan berikutnya.
- Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi
pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi
sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi
perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi
pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan,
keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan
pengelolaan organisasi sekolah.
Psikologi pendidikan dapat
diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji
perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan
dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Tujuan psikologi pendidikan
ialah mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai
akibat proses dari tangan pedidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku
itu seharusnya dirubah, dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain ahli
psikologi pendidikan berusaha untuk mempelajari, menganallisa, menerangkan dan
memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendaptkan suatu system
pendidikan yang efisien.
2. Psikologi
Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Syarat-syarat
ilmu pengetahuan yang ada pada umumnya serta persetujuan antara para ahli ilmupengetahuan sebagai berikut:
a. Ilmu itu harus ada obyeknya,
obyek itu dapat suatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia dan ada pula
sesuatu yang tidak berwujud misalnya ilmu pengetahuan.
b. Ilmu itu disusun secara
sistematis. Ilmu harus disusun secara teratur dan sehingga bagian bagiannya
tidak bertentangan satu sama lain, tapi merupakan satu kesatuan yang lengkap.
c. Ilmu harus memiliki metodelogi
tertentu.
Masalah methodology mempenyai arti yang
sangat penting dalam lapangan ilmu pengetahuan. Ilmiah tidaknya suatu
penyelidikan tergantung pada methodologinya. Begitu pentingnya methodology ini
sampai ada orang yang berpendapat bahwa criteria ilmu pengetahuan bukanlah
persoalan yang akan diselidiki, tetapi methode penyelidikanlah yang
dipergunakan.
Bila
methode penyelidikannya sifatnya ilmiah, tidak peduli apakah apakah yang
diselidikan mineral, jiwa, bakteri, masalah social, maka hasilnya ilmiah pula.
Methode dalam arti luas meliputi segala cara pengumpulan data, mengaalisis
data, menyusun data menjadi suatu kebulatan. Jadi sudah jelas bahwa ilmu
pendidikan merupakan salah satu obyek psikologi pendidikan.
- Psikologi Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan Yang Diterapkan Teknik
Di dalam lapangan
ilmu pengetahuan kita sering membedakan adanya dua macam ilmu yaitu ilmu
pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan yang diterapkan. Ilmu pengetahuan
murni bermaksud menelaah sesuatu secara teoritis dan sistematis.
Penyelidikannya bertujuan untuk mendapatkan kebenaran.
Bagi orang yang
bergerak dalam lapangan psikologi pendidikan, perbedaan itu perlu disadari,
sebab banyak kalangan-kalangan yang membicarakan tingkah laku sistematis yang
dapat berguna bagi mereka yang bergerak dalam lapangan teoritis sering dianggap
remeh oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan terpakai, anggapan ini tidak dapat
dibenrkan sebab dua macam itu bukan dua hal yang bertentangan, tapi dua hal
yang memiliki kesamaan yaitu sefat yang saling mengisi. Misalnya ilmu tehnik
yang biasanya dimasukkan dalam golongan ilmu pengetahuan terpakai juga
membutuhkan bantuan ilmu ilmu yang bersifat teoritis seperti fisika, aljabar
dan ilmu ukur.
Para
ahli psikolgi pendidikan pada umumnya berpendapat bahwa psikologi pendidikan
merupakan ilmu pengetahuan terpakai dan merupakan pengapdian psikologi dalam
lapangan pendidikan. Para ahli psikologi
pendidikan dalam menciptakan hokum teori selalu dilaksanakan dalam praktek
pendidikan di sekolah. Dapat disimpulkan pula bahwa psikologi pendidikan dapat
berperan sebagai teknik dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan.
4. Ruang
Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi
pendidikan ini merupakan ilmu pengetahuan yang usianya sangat muda. Memang pada
zaman Herbart dan Pestalozi sudah berusaha memasukan psikologi dalam lapangan
pendidikan, akan tetapi cara kerja mereka masih didasarkan atas hasil renungan
semata-mata tanpa diuji kebenarannya dengan penyelidikan empiris. Jadi
psikologi pada zaman Herbart dan Pestalozi masih dalam lingkungan filsafat.
Psilologi pendidikan baru merupakan ilmu yang sebenarnya dalam arti sebagai
ilmu yang bersifat empiris, baru timbul pada abad ke 20. Thomdike orang yang
pertama mengarang buku psikologi pendidikan yang didasarkan atas hasil-hasil
penyelidikan empiris experimental pada tahun 1913.
Dalam bukunya itu
dikemukakan jelas hasil-hasil penyelidikan dan penggunaannya dalam lapangan
pendidikan. Antara lain menegaskan pentingnya diciptakan alat-alat pengukuran
kemajuan anak yang setepat-tepatnya dan seobyektif-obyektifnya. Dengan
terbitnya buku ini mulailah psikologi pendidikan menjadi ilmu pengetahuan yang
bersifat experimental, selain itu buku tersebut mendorong ahli lain mengadakan
penyelidikan yang lebih luas dan lebih teliti, penyelidikan menyebabkan
psikologi pedidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga ilmu ini
sekarang telah merupakan lapangan spesialisasi.
Karena usianya
relative belum lama, maka mengenai isi atau daerah psikologi pendidikan terdapat
perbedaan yang besar. Tetapi perbedaan ini tidak perlu menimbulkan kekecewaan
bagi mereka yang mepelajari psikologi pendidikan.
Menurut
whitherington dalam bukunya “education
psychology” dikatakan bahwa suatu ilmu yang sedang berkembang dan banyak mengalami
penyelidikan pada berbagai daerahnya sudah selayaknya bila menimbulkan
pandangan yang berbeda-beda.
Tetapi bila kita
menyelidikai isi buku-buku psikologi pendidikan sekarang maka akan kelihatan
mengenai istilah yang dipakai sedangkan perbedaan mengenai materi dapat
dikatakan tidak ada, jika ada perbedaan maka itu tidak terlalu penting.
Oleh Glenn M.
Blair dalam karangannya yang berjudul “The
Vocabulary Of Educational Psychology” yang dimuat dalam Journal Of
Educational Psycology bulan mei 1941, bahwa diantara ahli psikologi pendidikan
tidak terdapat persetujuan mengenai istilah dan mengenai soal-soal nama yang
dianggap penting. Dengan demikilan perbedaan-perbedaan ilmu lebih mencerminkan
perbedaan individual dari perbedaan persoalan. Seorang pengarang yang
menggunakan bahasa yang sederhana sedangkan pengarang lain menggunakan bahasa
yang lebih teknis dengan maksid yang sama. Sekarang lebih cendrung untuk
menggunakan istilah-istilah baru dalam psikologi pendidikan. Pada umumnya isi
atau daerah psikologi pendidikan dapat dibagi menjadi 4 golongan :
a. Pertumbuhan dan perkembangan
individu yang dibicarakan diantaranya heriditet dan lingkungan perlengkapan
dasar dan ajar manusia, teori-teori dari pertumbuhan dan perkembangan individu.
b. Masalah belajar (bahasa
pengajaran) dan perbuatan belajar. Ini termasuk pembatasan belajar bagaimana
proses motif dan factor yang mempengaruhi hasil perbuatan belajar, methode
belajar, teori belajar dan alat perlengkapannya yang akan dibahas secara tuntas
dan mendalam lagi mendasar dikemudian.
c. Pengukuran dan penilaian.
Prinsip-prinsip dari testing, penggunaannya dalam pengkuran kecerdasan dan
hasil-hasil perbuatan belajar faedah testing untuk pekerjaan sekolah.
d. Penyuluhan dan bimbingan. Yang
dibicarakan diantaranya dasar-dasar dari penyuluhan dan bimbingan, macamnya
serta tujuannya termasuk persoalan mental – hygiene di sekolah.
5. Methode Psikologi Pendidikan
Perlu diketahui
bahwa setiap situasi dalam psikologi pedidikan membutuhkan pendekatan dengn
cara tertentu sesuai dengan sifat dan hakekat dari pada situasi itu. Jadi
situasi yang berbeda membutuhkan
pendekatan yang berbeda pula. Dalam psikologi pendidikan methode-methode
yang sering digunakan ada 9 macam :
a. Methode Instopeksi.
Methode ini merupakan methode yang tertua, metode ini
dipergunakan untuk menyelidiki proses-proses kejiwaan pada diri sendiri; banyak
para ahli yang tidak menggunakan methode ini karena memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
Ø Pada waktu mengamati apa yang
terjadi pada dirinya sendiri sebenarnya menghayati suatu obyek yang telah
merupakan campuran proses yang sebenarnya diselidiki dari proses akibat
melakukan penyelidikan.
Ø Instropeksi mengandung sugesti
karena pengaruh ini maka sering terjadi sesuatu yang sebenarnya masih belum
jelas telah ditafsirkan sebagai sesuatu yang telah Nampak dengan jelas
Ø Instropeksi tergantung pada
ingatan sedangkan ingatan kita tidak 100% benar, akibatnya sering banyak yang
dilupakan dan agar bias memberikan gambaran yang lengkap mengenai situasinya orang
melengkapi dengan kerja fantasi.
Ø Pada manusia ada kecendrungan
untuk melindungi egonya, maka sering kali dia lupa menyampaikan hasil
penghayatan mengenai dirinya yang sekiranya hasil itu mengganggu egonya.
Selain terdapat kelemahan methode ini
mempunyai kelebihan yaitu:
Ø Banyak gejala psikis yang hanya
dapat diselidiki dengan methode instropeksi.
Ø Bila orang disuruh mengadakan
instropeksi dengan hanya memberi laporan mengenai gaaris besar dari pristiawa
yang dialami pada umumnya laporan masih obyektif.
Ø Instropeksi sebearnya merupakan
dasar dari ekstropeksi, bila orang melukiskan hasil pengalamannya mengenai diri
orang lain sebenarnya ia telah melukiskan apa yang dialami pada pada diri
sendiri akibat melakukan pengamatan itu.
b. Methode Observasi
Metode observasi adalah metode yang
dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik
dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan
sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap.
Dengan sifat wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak
dibuat-buat dan tidak mengetahui anak didik itu sedang di observasi.
c. Methode Eksperimen
Dengan metode eksperimen dengan sengaja
diciptakan situasi buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan
subjek penelitian tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang-perangsang
tentu untuk mendapatkan reaksi atau response tertentu. Kemudian respons itu di
analisis untuk mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua
kelompok subjek, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
d. Methode Test
Metode tes dilakukan dengan memberikan
tugas yang dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun tugas lisan.
Perbedaannya dengan eksperimen, eksperimen akan memperoleh prinsip umum yang
berkenaan dengan seluruh subjek, atau akan diperoleh suatu genelralisasi,
sedangkan tes akan memperoleh perbedaan sifat-sifat individual setiap subjek.
Pada eksperimen dapat digunakan tes sebagai alat, sedang pada tes digunakan
item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, dan tidak mungkin test
menggunakan eksperimen. Ada
beberapa macam test misalnya test intelegensi, test sikap, test situasi, test
kecepatan reaksi, dan test hasil belajar dan sebagainya.
e. Methode Angket
Kuesioner sering disebut juga angket
(Prancis : enquete).
Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek
untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan
disimpulkan. Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal
memilih jawaban yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab,
dapat dibedakan atas dua macam, yaitu langsung (direct) dan tak langsung (indirect). Disebut langsung
jika yang harus menjawab adalah subjek itu sendiri, dan disebut tak langsung
jika yang menjawab harus menjawab adalah orang yang mengetahui hal-ihwalnya
subjek itu.
f. Methode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam
memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka
untuk dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak
kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
g. Methode Case Studi
datanya diperoleh dari
kasus-kasus tertentu,
h. Methode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara
lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
i. Methode Diferensial
Digunakan untuk meneliti
perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan
berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan
statistik untuk menganalisis.
j. Methode survey
metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan ke lapangan
dan diikuti dengan mengajukan pertanyaan kepada subyek/orang-orang tertentu
6. Dan Manfaat
Psikologi Pendidikan Bagi Guru
Sebelum psikologi
memasuki lapangan pendidikan orang beranggapan bahwa penguasaan mengenai bahan
pelajaran yang akan diberikan kepada anak didik merupakan satu-satunya syarat
yang harus dipenuhi sebagai guru termasuk calon guru. Pndapat yang demikian
seakan-akan menganggap murid sebagai benda mati yang dapat diperlakukan menurut
kehendak guru. Akan tetapi dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan psikologi
pada umumnya dan psikologi anak pada khususnya, perkembangan ini disebabkan
karena adanya penyelidikan yang bersifat empiris eksperimental dalam lapangan
itu mulai berubah. Perubahan itu mulai timbul pada abad ke 19 orang mulai
menyadri bahwa semua mata pelajaran yang mendalam yang dipelajari masih belum
cukup untuk mejadi guru yang baik. Di samping itu perlu pengetahuan tambahan
untuk menyiapkan guru yang propesional, pendapat baru itu makin lama makin luas
pengaruhnya sehingga pada abad ke 20 ini negra-negara telah mendidik
teaga-tenaga khusus untuk jabatan guru.
Selain
memiliki kemampuan dalam bidang akademik seorang guru juga harus menguasai
cara-cara yang baik untuk menyampaikan materi pembelajaran ditinjau dari segi
psikologi dan pendidikan. Seorang guru yang tidak tau tentang syfat hakekat anak
dan tidak tau cara memperlakukan anak sesuai dengan hakekatnya maka akan
menyebabkan proses pembelajaran akan terhambat. Dengan uraian diatas jelaslah
bahwa pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang
perlu dipelajari dan dipahami oleh seorang guru agar dapat menjalankan tugas
sebagai guru dengan cara yang sebaik-baiknya.
Judul: Makalah Psikologi Pendidikan
Ditulis Oleh BUDIMAN ALI AKBAR
Jika artikel ini berguna untuk anda silahkan copy-paste dengan menyertakan link Makalah Psikologi Pendidikan ini. Terima kasih atas perhatiannya. Maaf jika ada kekurangan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar