Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunianya kepada kita semua. Solawat dan salam selalu tercurahkan kepada rasullallah SAW, semoga kelak kita mendapatkan safaatnya, amin.
1. Hati yang Bersih, Sehat, dan Selamat
(Qalbun
Salim)
Tidak
ada yang selamat pada hari Kiamat kelak kecuali orang yang datang dengan hati
yang selamat lagi bersih. Allah Ta'ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ
سَلِيمٍ.
“(Yaitu)
hari yang tidak berguna lagi harta dan anak-anak laki-laki. kecuali orang-orang
yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu’ara:
88-89)
Hati yang selamat atau bersih adalah hati yang terbebas dari setiap syahwat yang menyelisihi perintah dan larangan Allah, bersih dari setiap syubhat yang menentang berita dari-Nya, bersih dari setiap bentuk ibadah kepada selain- Nya, dan terbebas dari pengambilan hukum kepada selain Rasul-Nya. Intinya, hati yang bersih dan sehat adalah hati yang selamat dari segala bentuk perbuatan syirik kepada Allah dan hati yang mengikhlaskan semua ibadah hanya kepada Allah, baik dalam hal kehendak, cinta, tawakkal, taubat, kembali, takut, dan berharap, serta hati yang mengikhlaskan semua amalan hanya kepada Allah. Ia mencintai hanya karena Allah, membenci hanya karena Allah, dan memberi atau tidak memberi hanya karena Allah. Keinginan, cinta, tujuan, badan, amalan, tidur, dan jaganya hanya untuk Allah. Firman Allah dan pembicaraan tentang-Nya lebih ia sukai daripada semua ucapan. Pikirannya hanya tertuju pada hal-hal yang diridhai dan dicintai-Nya. Kita mohon kepada Allah agar diberi hati seperti ini.
2.
Hati yang Mati (Qalbun
Mayyit)
Ini adalah kebalikan dari jenis hati yang pertama. Ini
adalah hati yang tidak mengenal Rabb-nya, tidak beribadah sesuai dengan
perintah-Nya, tidak sesuai dengan yang diridhai dan dicintai-Nya. Ia adalah
hati yang menuruti syahwat dan kesenangan dirinya meskipun menimbulkan amarah
dan murka dari Rabb-nya. Ia adalah hati yang beribadah kepada selain Allah:
dalam hal cinta, takut, berharap, ridha, marah, pengagungan, dan penghinaan. Ia
membenci, mencintai, memberi, dan tidak memberi karena hawa nafsunya. Hawa
nafsu adalah imamnya, syahwat adalah komandannya, kebodohan adalah sopirnya,
dan kelalaian adalah kendaraannya. Kita berlindung kepada Allah dari hati
seperti ini.
3.
Hati yang Sakit (Qalbun
Maridh)
Yaitu hati yang masih hidup, tetapi mengidap penyakit.
Ia mempunyai unsur yang saling mempengaruhi, kadang hidup dan kadang mati,
tergantung unsur mana yang lebih dominan. Di dalamnya ada kecintaan kepada
Allah Ta'ala, iman, ikhlas, dan tawakkal kepada-Nya, yang menjadi unsur-unsur
kehidupan di dalamnya. Akan tetapi, ia juga memiliki kecintaan terhadap syahwat
dan keinginan untuk mewujudkannya, kedengkian, sombong, ujub, cinta kedudukan,
berbuat kerusakan di muka bumi dengan kekuasaannya, kemunafikan, riya', bakhil
dan kikir. Itu semua merupakan unsur-unsur yang menyebabkan kehancuran dan
kebinasaan dirinya.
Kita berlindung kepada Allah dari hati seperti ini.
Cara mengobati hati dari penyakit-penyakit tersebut
telah disebutkan dalam al-Qur'an al-Karim.
Allah Ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
"Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu, penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, petunjuk, dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. " (QS. Yunus: 57)
وَنُنَزِّلُ مِنَ
الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ
إَلاَّ خَسَاراً
"Dan
Kami turunkan dari al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang berbuat zhalim selain kerugian." (QS. Al-Isra’: 82)
A.
Macam-Macam Penyakit Hati
Pertama, penyakit hati yang tidak
dirasakan oleh pemiliknya secara langsung, yaitu penyakit kebodohan, syubhat,
dan keraguan. Ini adalah penyakit yang paling berbahaya. Sayangnya, hati yang
rusak tidak dapat merasakan penyakit ini.
Kedua, penyakit hati yang secara
langsung dapat dirasakan, seperti rasa cemas, gelisah, sedih, dan marah.
Penyakit-penyakit seperti ini kadang-kala dapat disembuhkan dengan obat-obatan
alamiah yaitu dengan cara menghilangkan sebab-sebab timbulnya penyakit-penyakit
tersebut atau dengan cara-cara lainnya.
B. Cara Mengobati Hati
Pertama, dengan al-Qur’an
al Karim.
Al-Qur'an adalah obat yang dapat menyembuhkan hati
dari penyakit keraguan, syirik, kekafiran, dan berbagai macam penyakit syubhat
dan syahwat. Ia adalah petunjuk bagi orang yang mengetahui kebenaran dan mau
mengamalkannya. Ia merupakan rahmat. Karena al-Qur'an-lah, orang-orang yang
beriman dapat memperoleh pahala baik di dunia maupun di akhirat.
أَوَ مَن كَانَ مَيْتاً
فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُوراً يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ
فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا
"Dan
apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya vang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di
tengah-tengah masyarakat manusia serupa dengan orang yang keadaannya berada
dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? " (QS. al-An'am:
122)
Kedua, hati
membutuhkan tiga hal berikut.
1.
Segala sesuatu yang dapat menjaga kekuatannya, yaitu
keimanan, amal shalih, dan dzikir.
2.
Pencegahan dari segala sesuatu yang membahayakan,
yaitu menjauhi semua bentuk kemaksiatan dan segala bentuk penentangan.
3.
Tindakan untuk mengeluarkan segala unsur yang
menyebabkan penyakit, yaitu taubat dan istighfar.
Ketiga, mengobati
penyakit hati karena pengaruh hawa nafsu.
Ada dua cara pengobatan, yaitu dengan muhasabah
(introspeksi) dan mukhalafah (penentangan) terhadap nafsu tersebut. Muhasabah
ada dua:
1. Sebelum melakukan amal ibadah, yaitu dengan melakukan
empat hal berikut.
a.
Apakah amal ibadah tersebut mampu ia lakukan?
b.
Apakah amalan tersebut lebih baik ia lakukan atau
lebih baik ia
b.
tinggalkan?
c. Apakah amalan tersebut diniatkan ikhlas semata-mata
untuk mencari wajah Allah?
d. Apakah jenis amalan tersebut butuh bantuan? Apakah ia
mempunyai orang yang dapat membantu dan menolongnya jika amalan tersebut butuh
bantuan? Jika jawabannya ya, silahkan dikerjakan dan jika tidak, maka jangan
sekali-kali dikerjakan.
2.
Sesudah melakukan amal ibadah, yaitu dengan melakukan
tiga hal berikut.
a. Melihat kembali kekurangan pada ibadah yang ia lakukan
yang belum sesuai dengan yang seharusnya sehingga menyebabkan hak-hak Allah
dalam ibadah tersebut belum ditunaikan dengan sempurna. Di antara hak-hak Allah
Ta'ala adalah ikhlas, nasehat, mutaba'ah (sesuai dengan tuntunan Rasulullah
-pentj.), ihsan, pengakuan atas nikmat Allah dalam ibadah tersebut, dan
pengakuan adanya kekurangan setelah melakukan semua itu.
b. Melihat kembali semua amalan yang ia lakukan yang
sebenarnya amalan tersebut lebih baik tidak dilakukan.
c.
Melihat kembali hal-hal yang mubah atau adat kebiasaan
yang tidak ia kerjakan. Apakah ia meninggalkan hal tersebut karena Allah dan
mencari akhirat sehingga ia menjadi orang yang beruntung? Atau ia melakukannya
demi kepentingan dunia sehingga ia menjadi orang yang rugi?
Kesimpulan dari itu semua, hendaknya seseorang
melakukan introspeksi diri Pertama-tama terhadap amalan-amalan yang wajib: jika
masih ada kekurangan, hendaknya disempurna-kan. Setelah itu melihat
amalan-amalan yang dilarang: jika dirinya melakukan salah satu larangan
tersebut hendaknya segera melakukan taubat dan istighfar. Setelah itu baru
melihat semua amalan yang dilakukan oleh anggota badannya, kemudian semua
amalan yang tidak dilakukannya.
Keempat, mengobati
penyakit hati akibat pengaruh setan.
Setan adalah musuh manusia. Cara menghindarkan diri
dari setan adalah dengan isti'adzah (mohon perlindungan kepada Allah)
dengan cara yang telah ditetapkan oleh Allah. Nabi صلي الله عليه وسلم telah menggabungkan permohonan perlindungan dari kejahatan diri
dan kejahatan setan. Beliau 'alaihishshalatu wassalam berkata kepada Abu
Bakar رضي الله عنه, "Ucapkan:
اَللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ عَالِـمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ
عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
'Ya Allah, Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui
perkara ghaib dan terang, Rabb dan Pemilik segala sesuatu, aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang benar selain Engkau, aku berlindung ke pada-Mu dari
kejahatan diriku dan dari kejahatan setan beserta sekutunya, dan aku berlindung
dari melakukan keburukan pada diriku sendiri atau aku timpakan kepada orang
muslim yang lain.
Isti'adzah, tawakal, dan ikhlas dapat menghalangi
penguasaan setan terhadap diri seseorang.
#MENGOBATI PENYAKIT
HATI#
Judul: Mengobati Penyakit Hati
Ditulis Oleh BUDIMAN ALI AKBAR
Jika artikel ini berguna untuk anda silahkan copy-paste dengan menyertakan link Mengobati Penyakit Hati ini. Terima kasih atas perhatiannya. Maaf jika ada kekurangan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar